PINGSAN DAN KEJANG DALAM OLAHRAGA | PERTEMUAN 12
Olahraga merupakan aktivitas yang menyehatkan fisik dan juga mental. Namun, dalam keadaan tertentu, olahraga justru dapat berakibat fatal hingga membuat seseorang kehabisan tenaga, pingsan, hingga kematian akibat serangan jantung. Kondisi yang membahayakan ini dapat terjadi karena terlalu memaksakan diri yang tidak terbiasa berolahraga. Belakangan ini tentunya ada banyak 'atlet' dadakan yang gemar ikut festival lari-lari lucu yang kerap diadakan. Padahal tiap hari, boro-boro, olahraga tiap sore, bergerak dari meja kerja saja pun enggan. Kalau sudah begini banyak orang yang kerap memaksakan diri untuk ikut olahraga berat dan jarak jauh demi banyak hal termasuk untuk eksistensi dan unggahan media sosial. Tiba di hari H marathon, tubuh dan kaki dipaksa untuk 'bekerja keras.'
Saat terlalu memaksakan berolahraga melewati ambang batas kemampuan diri, tubuh juga dapat mengalami hyperventilation atau bernapas terlalu cepat. Normalnya, dalam satu menit laki-laki dapat bernapas 16 kali dan perempuan 20 kali.
Herman menyebut kondisi ini terjadi saat pembakaran glikogen yang menghasilkan asam laktat berupa gas CO. Zat ini harus dibuang segera dari dalam tubuh. Bernapas dengan cepat merupakan bentuk pertahanan diri alami agar dapat mengeluarkan gas tersebut.
Namun, saat olahraga terlalu dipaksa dan gas CO tidak mampu dikeluarkan oleh tubuh, tubuh dapat mengalami keracunan.
"Saat otot pernapasan lelah dan tubuh keracunan maka dapat menyebabkan black out atau pingsan. Ditandai dengan pucat, lalu mual, kelelahan," ujar Herman.
Kasus ini umumnya tidak sampai menyebabkan kematian jika cepat mendapatkan perawatan. Herman mengatakan kasus kematian mendadak saat berolahraga biasanya dipicu oleh penyakit jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular.
Hal ini bisanya terjadi karena penumpukan kolesterol di dalam pembuluh darah. Saat berolahraga sumbatan kolesterol terlepas dan justru menyerang jantung.
Komentar
Posting Komentar