PERILAKU DALAM KEGIATAN OLAHRAGA | PERTEMUAN 8




 A. Pengertian Perilaku


Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Manusia sebagai makhluk sosial. Dalam bergaul, kita perlu memupuk sikap menolong terhadap teman yang membutuhkan pertolongan. Tanamkan dalam diri sikap peduli terhadap sesama. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa paling sempurna. Manusia dibekali akal, pikiran, dan budi pekerti. Oleh karena itu, manusia sering dikatakan sebagai makhluk bermoral sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial yang berakal budi, kamu harus berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. 


 


B. Perilaku Terpuji


Perilaku terpuji adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang hasilnya akan bermanfaat bagi orang lain. Perilaku ini hendaknya ditiru dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku terpuji yang kamu lakukan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak perilaku terpuji yang dapat kamu lakukan antara lain menolong, jujur (integritas), disiplin, bertanggung jawab, peduli, berbagi, menghargai, santun, atau percaya diri.


 


C. Perilaku Dalam Aktivitas Olahraga


Istilah fair play diartikan semua olahragawan berkesempatan meraih kemenangan melalui sikap sportif, tanggung jawab, dan elegan. Perilaku semacam inlah yang harus muncul dalam aktivitas olahraga. Pada aktivitas olahraga, kita dapat membiasakan perilaku terpuji. Bagaimana caranya? Misalnya, saat ada teman yang mengalami cedera, kamu dapat segera menolongnya. Perilaku menolong teman yang mengalami musibah adalah perilaku terpuji. Perilaku terpuji memberi manfaat besar bagi teman yang ditolong. Siswa yang menolong juga merasa bahagia karena memberi manfaat kepada temannya.


Selain menolong atau peduli terhadap teman, dalam aktivitas olahraga diperlukan sportivitas, kejujuran, disiplin, kerja sama, tanggung jawab, saling menghormati, percaya diri, santun, dan rendah hati. Sikap sportif mencerminkan kejujuran terhadap lawan. Artinya, kamu tidak mencurangi atau mencelakakan lawanmu.


Berikut ini Tabel Indikator Nilai Olaharaga :


Nilai


Praktik Dalam Aktivitas Olahraga


Praktik Dalam Kehidupn Sehari-Hari


Respek


· Hormat pada aturan main dan tradisi


· Hormat pada lawan dan official


· Hormat pada kemenangan dan kekalahan


· Hormat pada orang lain


· Hormat pada hak milik orang lain


· Hormat pada lingkungan dan dirinya


Tanggung jawab


· Kesiapan diri melakukan sesuatu disiplin dalam latihan dan bertanding


· Kooperatif dengan sesama pemain


· Memenuhi kewajiban


· Dapat dipercaya


· Pengendalian diri


Peduli


· Membantu teman agar bermain baik


· Membantu teman yang bermasalah


· Murah pujian, kikir kritik


· Bermain untuk tim bukan diri sendiri


· Menaruh empati


· Pemaaf


· Mendahulukan kepentingan yang lebih besar


Jujur


· Patuh pada aturan main loyal pada tim


· Loyal


· Mengakui kesalahan


· Memiliki integritas


· Terpercaya melakukan sesuatu dengan baik


Fair


· Adil pada semua pemain termasuk yang berbeda memberikan kesempatan kepada pemain lain..


· Mengikuti aturan


· Toleran pada orang lain


· Kesediaan berbagi


· Tidak mengambil keuntungan dan kesulitan orang lain.


 


D. Perilaku Dalam Berolahraga


Perilaku olahraga yang baik adalah komponen kedua moralitas dalam olahraga, perilaku olahraga yang baik "melibatkan intens berjuang untuk sukses, tempramen dengan komitmen semangat bermain sehingga standar etika yang akan mengambil alih keuntungan strategis ketika ada dua konflik". Dengan kata lain, Anda mematuhi fair play bahkan ketika itu bisa berarti kehilangan. Analisis faktor (suatu teknik statistik bahwa kelompok-kelompok seperti pola respon dalam data) menunjukkan bahwa perilaku olahraga yang baik terdiri dari lima faktor:


1) Komitmen penuh terhadap partisipasi (muncul dan bekerja keras selama semua praktek dan permainan; mengakui kesalahan seseorang dan mencoba untuk memperbaiki)


2) Menghormati dan kepedulian terhadap aturan dan panitia (bahkan ketika resmi muncul tidak kompeten)


3) Menghormati dan kepedulian untuk konvensi sosial (berjabat tangan setelah kontes, mengakui kinerja yang baik dari lawan seseorang, menjadi pecundang yang baik)


4) Menghormati dan kepedulian lawan (peralatan pinjaman seseorang untuk lawan, setuju untuk bermain bahkan jika lawan terlambat, dan menolak untuk mengambil keuntungan dari lawan terluka)


5) Menghindari sikap buruk terhadap partisipasi (menghindari menang di semua pendekatan biaya; tidak menunjukkan marah setelah sebuah kesalahan, bukan hanya bersaing untuk piala individu dan hadiah) Oleh karena itu bahwa atlet menentukan perilaku olahraga yang baik sebagai "kepedulian dan menghormati aturan dan pejabat, konvensi sosial, lawan, serta komitmen penuh seseorang untuk olahraga seseorang, dan tidak adanya relatif dari pendekatan negatif terhadap partisipasi olahraga". kesimpulan masih berlakutidak ada satu diterima secara universal definisi perilaku olahraga yang baik. Sebaliknya, perilaku olahraga yang baik harus secara spesifik diidentifikasi: Mereka terikat dengan jenis olahraga, tingkat bermain, dan usia peserta.


 


E. Karakter Dalam Berolahraga


Karakter, konsep ketiga dalam moralitas, mengacu ke susunan karakteristik (biasanya konotasi sebuah nada moral positif yang kita semua ingin peserta untuk dapat mengembangkan karakter yang baik dalam olahraga) yang dapat dikembangkan dalam olahraga. Oleh karena itu, karakter dalam olahraga terdiri dari empat kebajikan yang saling terkait: kasih sayang, keadilan, perilaku olahraga yang baik, dan integritas. Kita telah mendefinisikan bermain adil dan perilaku olahraga yang baik, tapi tidak kasih sayang dan integritas. Kasih sayang adalah berkaitan dengan empati dan kemampuan untuk mengambil dan menghargai perasaan orang lain.


Oleh karena itu, ketika kita memiliki belas kasih, kita merasakan pesaing dan berusaha untuk memahami perasaan dan persepektif mereka. Integritas adalah kemampuan untuk mempertahankan moralitas seseorang dan keadilan ditambah dengan keyakinan bahwa seseorang dapat (dan akan) memenuhi tujuan moral seseorang.


Ketika perilaku seseorang tidak terpuji dalam melakukan berbagai aktivitas olahraga maka dapat menyebabkan beberapa permasalahan, salah satunya adalah cedera. Ketika seseorang dalam berolahraga tidak memiliki sifat kasih sayang, keadilan, perilaku olahraga yang baik, dan integritas maka individu tersebut akan menimbulkan masalah. Misalnya saat sedang bermain boal ada seorang anak dengan sengaja tanpa belas kasihan dan kasih sayang terhadap temannya melakukan tackle yang keras atau berlebihan yang bisa saja menyebabkan temannya mengalami cedera akibat perilaku buruk dari seseorang. Oleh karena itu, perilaku terpuji dalam olahraga harus ditanamkan agar kegiatan berolahraga dapat berjalan semestinya sesuai aturan yang berlaku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KLASIFIKASI CEDERA DALAM OLAHRAGA | PERTEMUAN 11

PINGSAN DAN KEJANG DALAM OLAHRAGA | PERTEMUAN 12